Sabtu, 15 Maret 2014
In:
CATATAN
KEJUTAN DI LIMA BELAS
Teringat
memory saat membuka sebuah lembaran demi
lembaran yang tersimpan rapih dalam sebuah kotak didalam laci meja belajar.
Rasanya saat membaca setiap tulisan itu yang bertuliskan ucapan ulang tahun dan banyak
sekali doa yang terkandung didalamnya membuat memory kembali pada 4 tahun yang
lalu. Flashback yang sangat membahagiakan dan rasa rindu akan sebuah
kebersamaan yang selalu kompak dan ramai dengan suasana kelas yang begitu asik.
Tepat tanggal
21 januari 2010 hari kamis dimana untuk pertama kalinya aku merasakan hukuman
sekolah karena keterlambatan datang kesekolah yang akhirnya harus berlari
mengeliling lapangan sekolah , mungkin hari itu memang keburuntungan tidak
berpihak padaku, udah dateng terlambat, mau masuk kelas ternyata dilarang sama
gurunya ala hasil tertinggal 1 mata pelajaran, setelah bel berbunyi menandakan
pergantian mata pelajaran. Akhirnya aku diperbolehkan untuk masuk kelas, Saat
masuk kelas suasana kelas yang saat itu benar-benar berbeda tidak seperti
biasanya terdengar sebuah sorakan dimana-dimana , semua mata tertuju padaku dengan
sebuah tatapan yang sangat mengerikan rasanya. Malu sekali saat itu bahkan
teman 1 bangku pun tiba-tiba mendadak menjadi marah dan menjauh dari aku.
Entahlah apa salah aku, hari itu rasanya bener-bener pengen sekali cepat berakhir.
Keesokan harinya seorang guru bahasa indonesia memberikan sebuah tugas kelompok
dan entah mengapa tak ada satupun yang mau menjadi 1 kelompok bersama ku,
bahkan temen deket, sahabat sendiri pun sama sekali tak mau jika satu kelompok
dengan aku. Beribu pertanyaan yang selalu menghantui setiap harinya ada apa
dengan teman-teman, apa salah aku? mengapa semuanya menjauh?. Dan tiba dimana
hari bahagia yang telah aku nantikan akhirnya tiba ya tepat tangal 23 januari
2010 usia aku genap 15 tahun. Saat pergi kesekolah dan tiba didalam kelas tak
ada 1 pun yang mengucapkan ultah atau memberikan doanya, awalnya berfikir bahwa
semua perubahan sikapnya teman-teman semata untuk ngerjain aku saja. Tapi
sampai tiba dimana aku berulang tahun pun tak ada 1 ucapan yang temen-temen
kelas ucapkan kepada aku bahkan sahabat aku sendiri pun sama sekali tak
mengucapkannya. Sedih, hanya bisa menahan air mata yang perlahan akan menetes,
bahkan temen-temen 1 kelas pun tak ada yang mau menemani ketika aku mengajak
mereka untuk pergi ke kantin, berasa kaya dimusihin oleh satu sekolahan yang
gak punya temen siapa-siapa hingga kemana-mana harus sendiri. Sampai waktu
pulang sekolahpun tak ada yg mengucapkan sama sekali. Rasanya benar-benar tak
ada hal yang spesial apapun dihari bahagia ini ketika pulang sekolah dan sampai
dirumah langsung mendengar kabar bahwa mamah sama bapa akan pergi ke jakarta
malam ini karena ada sebuah urusan mendadakan. Menambah rasa kesedihan yang
begitu teramat menyakitkan.
Esok
hari telah tiba bertepatan dengan hari minggu tanggal 24 janusri 2010 jam 13.00
seseorang mengetuk pintu rumah dan ketika aku mengintip dibalik tirai jendela
ternyata ada temen-temen deket dikelas datang kerumah, dalam hati berfikit
mungkin mereka akan memberikan sebuah kejutan dengan penuh senyum aku
membukakan pintu tersebut namun dibalik sebuah bayang-bayang itu justru sebuah
hantama dalam dada dengan nada tinggi dan amarah mereka memaki dan memarahi aku
dengan tuduhan bahwa aku telah menjelek-jelekan mereka ke temen-temen. Setelah
mereka puas memaki maki aku tanpa memberikan kesempatan aku untuk berbicara dan
mencoba menjelaskan mereka langsung saja pergi meninggalkan aku yang saat itu
benar-benar tak kuasa menahan air mata karena tanpa tau salah aku, mereka
dengan seenaknya bentak-bentak marah-marah. Sampai pada hari selasa tanggal 25
januari bertepatan dengan pelajaran geografi. Pak darmanto guru geografi
tiba-tiba saja memanggil nama aku untuk dimintai tolong mengambilkan sebuah
kertas buram sebanyak 5 lembar di TU. Jarak antara TU dan kelas aku sangat jauh
sekali. Teman sebangku aku pun tak mau menemani aku untuk pergi ke TU. Ketika aku
kembali ke kelas dengan membawa kertas buram tersebut dan memberikannya kepada
guru sontak pa darmanto memarahi dan membicara dengan nada tinggi dan sampai
sekarang masih saja teringat dengan kalimat yang beliau ucapkan
“bapa itu menyuruh kamu mengambilkan kertas
HVS di TU bukan kertas buram seperti ini , untuk apa ini? Bapa tidak butuh kertas
seperti ini” (kertas tersebut dilemparkan didepan
teman-teman 1 kelas kepada aku)
Aku
meminta maaf atas kesalahan aku tersebut mungkin salah dengar padahal dalam
hati jelas-jelas pa darmanto meminta kertas buram dan jelas sekali aku
mendengar jika pa darmanto menyuruhku mengambilkan kertas buram. Rasanya malu
sekali dibentak-bentak guru didepan temen-temen 1 kelas. Dan itu pertama
kalinya aku dibentak-bentak guru didepan temen-temen kelas. Aku kembali
berjalan melewati lorong setiap kelasnya dan setelah sampai di TU aku meminta
kertas HVS kepada salah satu pegai TU dan mereka bilang kertas HVSnya habis.
Langsung aku berlari kekoprasi untuk membeli kertas HVS sebanyak 5 lembar.
Sampai dikelas aku memberikan kertas tersebut kepada pa darmanto lalu pak
darmanto membagikan kertas tersebut yang telah dipotong menjadi beberapa bagian
ke pada teman-teman dan ada beberapa teman yang tak mendapatkan bagan, pak
darmanto meminta tolong aku kembali untuk mengambil kertas HVS sebanyak 5
lembar dengan nada tinggi dan membuat teman-teman kelas terkejut mendengar
suara pa darmanto. Aku kembali berlari dengan malu dan menahan air mata karena
menahan rasa malu, cape , elalh harus bolak-balik terus ke TU dan Koprasi.
Setelah aku kembali kekelas dan memberikan kertas tersebut ke pa darmanto, lalu
beliau berkata untuk segera mengumpulkan jawaban atas pertanyaan yang telah
tertulis dipapan tulis, aku sama sekali tak mengetahui jika ada tugas tersebut
karena aku yang dari tadi bolak-balik mencari kertas. Aku bertanya kepada teman
sebangku, kanan kiri menanyakan apa yang mereka kumpulkan karena hanya aku
seorang yang rasanya tak mengumpulkan kertas yang telah berisi jawaban
tersebut. Setelah semuanya terkumpul pak darmanto meminta aku kembai untuk
membacakan jawaban dari setiap butiran kertas yang telah teman-teman kumpulkan.
Satu persatu lembaran tersebut aku bacakan dan ternyata semua itu ucapan
selamat ulang tahun yang dituliskan teman-teman dalam kertas tersebut. Pa
darmanto langsung memeluk aku dan meminta maaf karena telah membentak-bentak aku
dan memarahi aku, 5 teman dekat aku pun memeluk aku dan mengucapkan ultah serta
meminta maaf karena belakangan ini telah menjauhkan aku, datang ke rumah mereka
marah-marah. Dan satu persatu temen-temen bersalaman mengucapkan ulang tahun.
Rasa bahagia dan senang yang akhirnya tak kuasa lagi aku membendung air mata
karena rasa bahagia yang tak terkira. Temen-temen dan pa darmanto ternyata
telah kompakan untuk ngerjain aku. gak nyangka banget rasanya semua ini kerjaan
temen-temen kelas.
Beribu
banyak terimakasih buat temen-temen SMA X-4 yang udah buat kejutan begitu
istimewa dan tak akan pernah bisa dilupakan dalam hidup aku. Sederhana namun
penuh kejutan dan kebahagiaan. Walaupun harus dikerjain sama temen-temen 1
kelas dan bikin aku nangis. Tapi dibalik semua itu ada rencana indah yang telah
teman-teman rencanakan untuk aku.
Makasih
buat kenangan indah yang gak akan pernah aku lupakan.
Makasih
buat kado terindah di ulang tahunku yang ke lima belas tahun
LEMBARAN UCAPAN ULANG TAHUN DARI KALIAN YANG MASIH TERSIMPAN RAPIH
@MRaodhotul-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar