LOGIKA DAN PENALARAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Materi Matematika Diskrit di makalah ini dimulai
dari pokok bahasan logika. Logika
merupakan studi penalaran
(reasoning). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan definisi penalaran, yaitu cara berpikir
dengan mengembangkan sesuatu berdasarkan akal budi dan bukan dengan perasaan
atau pengalaman. Pelajaran logika
difokuskan pada hubungan antara pernyataan-
pernyataan (statements). Tinjau argumen berikut:
Semua pengendara sepeda motor memakai helm.
Setiap orang yang memakai helm adalah
mahasiswa.
Jadi, semua pengendara sepeda motor adalah
mahasiswa.
Meskipun logika tidak membantu menentukan apakah
pernyataan-pernyataan tersebut benar atau salah, tetapi jika kedua pernyataan
tersebut benar, maka penalaran dengan menggunakan logika membawa kita pada
kesimpulan bahwa pernyataan
Semua pengendara
sepeda motor adalah mahasiswa (juga benar).
Di dalam matematika, hukum-hukum logika menspesifikasikan
makna dari pernyataan matematis. Hukum-hukum logika tersebut membantu kita untuk membedakan antara argumen yang valid
dan tidak valid. Logika juga digunakan untuk membuktikan teorema-teorema di
dalam matematika.
Logika pertama kali dikembangkan oleh filusuf
Yunani, Aristoteles, sekitar 2300 tahun yang lalu. Saat ini,
logika mempunyai aplikasi yang luas di dalam ilmu komputer, misalnya
dalam bidang pemrograman, analisis
kebenaran algoritma, kecerdasan buatan
(artificial intelligence), perancangan komputer, dan sebagainya.
Makalah ini
dimulai dengan definisi proposisi dan notasi yang digunakan untuk
melambangkan proposisi. Selanjutnya
dijelaskan pula cara mengkombinasikan proposisi majemuk dan membentuk tabel
kebenarannya. Proposisi majemuk yang
lain seperti implikasi dan bi-implikasi dibahas pada tugas ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Logika
Logika
adalah ilmu untuk berpikir dan menalar dengan benar.
Secara bahasa, logika berasal dari kata “logos” (bahasa Yunani), yang artinya kata,
ucapan, pikiran. Kemudian pengertian itu berkembang menjadi ilmu
pengetahuan. Logika dalam pengertian ini adalah berkaitan dengan
argumen-argumen, yang mempelajari metode-metode dan prinsip-prinsip untuk
menunjukkan keabsahan (sah atau tidaknya) suatu argumen, khususnya yang
dikembangkan melalui penggunaan metode-metode matematika dan simbol-simbol
matematika dengan tujuan untuk menghindari makna ganda dari bahasa yang biasa
kita gunakan sehari-hari.
Logika pertama kali dikembangkan oleh filusuf
Yunani, Aristoteles, sekitar 2300 tahun yang lalu. Saat ini,
logika mempunyai aplikasi yang luas di dalam ilmu komputer, misalnya
dalam bidang pemrograman, analisis kebenaran
algoritma, kecerdasan buatan (artificial
intelligence), perancangan komputer, dan sebagainya.
Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning).
Penalaran
didasarkan pada hubungan antara pernyataan satu dengan yang lainnya(statments).
2.1.1. Definisi
Logika Matematika
Logika matematika (logika
simbolik) adalah ilmu tentang penyimpulan yang sah
(absah), khususnya yang dikembangkan melalui penggunaan metode-metode
matematika dan symbol-simbol matematika dengan tujuan menghindari makna ganda
dari bahasa sehari-hari.
2.1.2.
Manfaat Logika Matematika
Manfaat
logika matematika
Ø Membantu
kita berpikir secara rasional, kritis, dan sistematis;
Ø Meningkatkan
kemampuan berpikir secara objektif dan
cermat;
Ø Meningkatkan
cinta pada kebenaran dan menghindari
kesalahan-kesalahan berpikir.
2.2.
Pengertian
Proposisi
Di dalam matematika, tidak semua kalimat berhubungan dengan logika. Hanya kalimat
yang bernilai benar atau salah saja yang
digunakan dalam penalaran. Kalimat tersebut dinamakan proposisi
(preposition).
Proposisi adalah kalimat deklaratif yang bernilai
benar (true) atau salah (false), tetapi tidak
dapat sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat
disebut nilai kebenarannya (truth value).
Pernyataan-pernyataan berikut ini
merupakan contoh dari Proposisi :
ü 6
adalah bilangan genap.
ü Soekarno
adalah Presiden Indonesia yang pertama.
ü 2
+ 2 = 4.
ü 13 adalah
bilangan ganjil
ü Hari ini
adalah hari Kamis
Berikut ini yang bukan merupakan
proposisi :
§ x + 3 = 10
§ x > 50
§ Isi gelas
itu dengan air !
§ Apa nama
ibukota Spanyol ?
Untuk melambangkan sebuah proposisi biasanya
menggunakan huruf kecil p , q , r , .
2.3.
Mengkombinasikan Proposisi
·
Mengkombinasikan proposisi, kita dapat membentuk
proposisi baru dengan menggabungkan satu atau lebih dari proposisi.
Kita sering menformalkan notasi proposisi dengan huruf alfabet seperti p, q, r,
s dan beberapa operator logika.
·
Ada 2 jenis proposisi, yaitu proposisi majemuk dan
atomik.
Kita dapat membentuk proposisi baru dengan cara mengkombinasikan satu atau
lebih proposisi. Operator yang digunakan
untuk mengkombinasikan proposisi disebut operator logika. Operator logika dasar
yang digunakan adalah dan (and), atau (or), dan tidak (not). Dua operator pertama dinamakan
operator biner karena operator tersebut
mengoperasikan dua buah proposisi, sedangkan operator ketiga dinamakan operator
uner karena ia hanya membutuhkan satu buah proposisi.
Proposisi baru yang diperoleh dari pengkombinasian tersebut dinamakan
proposisi majemuk (compound proposition). Proposisi yang bukan merupakan
kombinasi proposisi lain disebut
proposisi atomik. Dengan kata lain, proposisi majemuk disusun dari
proposisi-proposisi atomik. Metode
pengkombinasian proposisi dibahas oleh matematikawan Inggris yang bernama
George Boole pada tahun 1854 di dalam bukunya yang terkenal, The Laws of Thought. Proposisi majemuk ada
tiga macam, yaitu konjungsi, disjungsi, dan ingkaran. Ketiganya didefinisikan
sebagai berikut:
Misalkan p dan q sebuah proposisi :
1. Konjungsi :
p dan q à
notasi p ᴧ q.
2. Disjungsi :
p atau q à notasi
p ᴠ q
3. Ingkaran dari p
: tidak p à notasi ~p
ü p dan q disebut proposisi
anatomik.
ü Kombinasi p dan q menghasilkan proposisi
majemuk.
Contoh :
p : Hari ini hujan
q :
Murid-murid diliburkan dari sekolah
maka :
p ᴧ q : Hari ini hujan
dan murid-murid diliburkan dari sekolah
p ᴠ q : Hari ini hujan
atau murid-murid diliburkan dari sekolah
~p : Tidak benar hari
ini hujan
(atau : Hari ini tidak hujan)
Tabel
Kebenaran
Nilai kebenaran dari proposisi majemuk ditentukan
oleh nilai kebenaran dari proposisi
atomiknya dan cara mereka dihubungkan oleh operator logika.
Satu cara yang praktis untuk menentukan nilai
kebenaran proposisi majemuk adalah menggunakan tabel kebenaran (truth table).
Tabel kebenaran menampilkan hubungan antara nilai kebenaran dari proposisi atomik. Tabel 1.1 menunjukkan tabel
kebenaran untuk konjungsi, disjungsi, dan ingkaran. Pada tabel tersebut, T
= True (benar), dan F = False (salah).
- Konjungsi bernilai benar jika keduanya bernilai benar selain itu nilainya salah.
- Disjungsi bernilai salah jika keduanya bernilai salah selain itu bernilai benar.
- Negasi merupakan kebalikan dari nilai yang di inputkan.
=> Tabel Konjungsi
=> Tabel Disjungsi
=> Tabel Negasi
Hukum-Hukum Logika Proposisi
Beberapa hukum logika proposisi mirip dengan hukum aljabar pada sistem
bilangan riil, misalnya a(b + c) = ab + bc, yaitu hukum distributif, sehingga
hukum logika proposisi disebut juga hukum aljabar proposisi.
2.4.Proposisi
Bersyarat (Implikasi)
- Proposisi bersyarat atau disebut juga implikasi (jika maka) biasa dilambangkan dengan simbol “ → “
·
Implikasi
p → q adalah proposisi yang bernilai salah jika p benar dan q salah, dan bernilai benar jika lainnya.
·
Proposisi p disebut hipotesis, antesenden,
premis, atau kondisi
·
Proposisi q disebut konklusi (atau konsekuen).
·
Cara-cara
mengekspresikan implikasi p → q:
ü Jika p,maka q
ü Jika p, q
ü p mengakibatkan q
(p implies q)
ü q jika p
ü p hanya jika q
ü p syarat cukup untuk q (hipotesis menyatakan syarat cukup (sufficient condition) )
ü q syarat perlu untuk p (konklusi menyatakan syarat perlu (necessary condition) )
ü q bilamana p
(q whenever p)
Contoh
implikasi :
1.
Jika saya sakit, maka saya
merasa lemah
2.
Jika saya naik kelas maka ayah akan memberi hadiah
3.
Jika suhu mencapai 80ᵒ C,maka alarm akan berbunyi
4.
Jika anda tidak mendaftar ulang, maka anda dianggap mengundurkan
diri
Contoh Lain :
Ahmad bisa mengambil matakuliah Teori Bahasa Formal hanya jika ia sudah lulus matakuliah Matematika Diskrit.
Ingat: p → q dapat dibaca p hanya jika q
p : Ahmad bisa
mengambil matakuliah Teori Bahasa Formal
q : Ahmad sudah
lulus matakuliah Matematika Diskrit.
Notasi
standard: Jika p, maka q
Jika Ahmad mengambil matakuliah
Teori Bahasa Formal maka ia sudah lulus matakuliah Matematika Diskrit.
Tabel
kebenaran Implikasi
P
|
Q
|
P → Q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
2.5. Varian Implikasi
Ada 3 varian implikasi yaitu :
- Konvers dari implikasi p → q adalah q → p
- Invers dari implikasi p → q adalah ~ p → ~ q
- Kontraposisi dari implikasi p → q adalah ~ q → ~p
Contoh : Tentukan Konvers , Invers dan Kontraposisi
“Jika
hujan turun, maka Jakarta Banjir”
Konvers : Jika
Jakarta Banjir, maka hujan turun
Invers : Jika hujan tidak turun,maka jakarta tidak banjir
Kontraposisi : Jika Jakarta
tidak banjir , maka hujan tidak turun.
2.6.Bikondisional
atau Bi-implikasi
- Bi-impkikasi (jika dan hanya jika) biasanya di lambangkan dengan simbol ↔
- Bi-impkikasi bernilai benar hanya jika komponen-komponennya bernilai sama.
- Cara-cara menyatakan bikondisional p ↔ q:
(a) p jika dan
hanya jika q.
(b) p adalah
syarat perlu dan cukup untuk q.
(c) Jika p maka
q, dan sebaliknya.
(d) p iff q
Tabel
kebenaran Bi-Implikasi :
P
|
Q
|
P ↔ Q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
Contoh bi-implikasi :
1.
Jika
p : 2 bilangan genap (T)
q : 3 bilangan
ganjil (T)
maka p ↔ q :
2 bilangan genap jika dan hanya jika 3 bilangan ganjil (T)
2.
Jika
r : 2 + 2 ≠5 (T)
s : 4 + 4 < 8
(F)
maka r ↔ s : 2 + 2 ≠ 5 jika dan hanya jika 4 + 4 <
8 (F)
3.
Jika
a : Surabaya ada di jawa barat (F)
b : 23 = 6 (F)
maka a ↔ : Surabaya ada di jawa barat jika dan
hanya jika 23 = 6 (T)
2.7.INTERFERENSI
Inferensi adalah proses penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi. Beberapa
kaidah inferensi :
a. Modus Ponen
Premis 1
: p →q
Premis 2
: p
____________________
…
: q
Cara membacanya
: Apabila diketahui jika p maka q benar, dan p benar, disimpulkan q benar.
Contoh :
Premis 1 : Jika saya belajar,
maka saya lulus ujian (benar)
Premis 2 : Saya belajar
(benar)
________________________________________________
…
: Saya lulus ujian (T)
Baris pertama
dari tabel kebenaran kondisional (implikasi) menunjukkan validitas dari bentuk
argumen modus ponen.
b. Modus Tolen
:
Kaidah ini didasarkan pada tautologi [~q ᴧ (p → q)] → ~p,
Kaidah ini modus tollens ditulis dengan cara:
Premis 1
: p →q
Premis 2
: ~ q
_____________________
…
: ~ p
Contoh :
Premis 1 : Jika hari hujan
maka saya memakai jas hujan (T)
Premis 2 : Saya tidak memakai
jas hujan (T)
_________________________________________________________
… : Hari tidak hujan (benar)
Perhatikan bahwa
jika p terjadi maka q terjadi, sehingga jika q tidak terjadi maka p tidak
terjadi.
c. Silogisme
Hipotesis:
Premis 1
: p →q
Premis 2
: q →r
_________________
…
: p →r
Contoh :
Premis 1 : Jika kamu benar,
saya bersalah (T)
Premis 2 : Jika saya
bersalah, saya minta maaf (T)
_____________________________________________
…
: Jika kamu benar, saya minta maaf (T)
d. Silogisme
Disjungtif
Premis 1
: p Ú q
Premis 2
: ~ q
__________________
…
: p
Jika ada kemungkinan bahwa kedua pernyataan p dan q
dapat sekaligus bernilai benar, maka argumen di bawah ini tidak valid.
Premis 1
: p ∨ q
Premis 2
: q
___________________
…
: ~ p
Tetapi jika ada
kemungkinan kedua pernyataan p dan q tidak sekaligus bernilai benar (disjungsi
eksklusif), maka sillogisma disjungtif di atas adalah valid.
Contoh :
1. Premis 1 : Pengalaman ini
berbahaya atau membosankan (T)
Premis 2 : Pengalaman
ini tidak berbahaya (T)
_______________________________________________________
… :
Pengalaman ini membosankan (T)
2. Premis 1 : Obyeknya
berwarna merah atau sepatu
Premis 2 : Obyek ini
berwarna merah
_____________________________________________
… : Obyeknya bukan sepatu
(tidak valid)
Simplikasi
Premis 1
: p ^ q
__________________
…
: p
Contoh :
Premis 1 : Hamid adalah mahasiwa ITB dan Unes
_________________________________________________________
…
: Hamid adalah mahasiwa ITB
Konjungsi
Premis 1 : p
Premis 2
: q
__________________
…
: p Λ q
Artinya : p benar, q benar. Maka p Λ q benar.
Tambahan (Addition)
Premis 1
: p
__________________
… :
p ν q
Artinya : p benar, maka p ν q benar (tidak peduli
nilai benar atau nilai salah yang dimiliki q).
2.8. ARGUMEN
Argumen adalah rangkaian pernyataan-pernyataan yang mempunyai ungkapan
pernyataan penarikan kesimpulan (inferensi). Argumen terdiri dari
pernyataan-pernyataan yang terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok pernyataan
sebelum kata ‘jadi’ yang disebut premis (hipotesa) dan pernyataan setelah kata
‘jadi’ yang disebut konklusi (kesimpulan).
Contoh argument :
“jika air laut surut setelah gempa di laut, maka tsunami datang.air laut
surut setelah gempa di laut. Karena itu tsunami datang.”
Adalah sahih.
Penyelesaian:
Misalkan p
adalah “jika air laut surut setelah gempa di laut” dan q adalah proposisi
“tsunami datang. Makadapat ditulis sebagai berikut :
Premis 1
: p→q
Premis 2
: q
__________________
… :
q
2.9.
Aksioma,
Teorema, Lemma, Corollary
a. Aksioma
Aksioma adalah
proposisi yang diasumsikan benar, aksioma tidak memerlukan pembuktian kebenaran
lagi.
Contoh aksioma :
Untuk semua
bilangan real x dan y, berlaku x + y = y + x (hukum komutatif penjumlahan)
b.
Teorema
Teorema adalah proposisi yang sudah terbukti benar.
Contoh teorema:
Jika dua sisi
dari sebuah segitiga sama panjang, maka sudut yang berlawanan dengan sisi
tersebut sama besar.
c. Lemma
Lemma adalah
teorema yang digunakan dalam pembuktian teorema lain.
contoh lemma:
jika n adalah
bilangan bulat positif, maka n-1 bilangan positif atau n-1 = 0.
d. Carollary
Carollary adalah
teorema yang mengikuti teorema lain.
Contoh carollary:
Jika sebuah
segitiga sama sisi,maka segitiga tersebut sama sudut.
Carolarry ini
mengikuti teorema diatas.
2.10.
Pengertian
Penalaran
Penalaran yaitu proses berfikir yang bertolak dari pengamatan indera atau
observasi empirik yang menghasilkan sejumlah pengertian dan proposisi
sekaligus. Penalaran erat kaitannya dengan penyimpulan, argumen dan bukti.
Penyimpulamn dalam arti yang sebenarnya tidak mencakup aktivitas menemukan
proposisi-proposisi disusun dalam premis., akan tetapi hanya memakai hubungan
proposisi-proposisi dalam premis dan menentukan konklusinya.
Jika penalaran itu aktivitas pikiran yang abstrak, maka argumen lambangnya
berbentuk bahasa atau bentuk-bentuk lambing lainnya. Jadi jika kata lambangny
apengertian, kalimat lambangnya proposisi, maka argumen lambangnya penalaran.
Akhirnya yang disebu bukti itu adalah argumen yang berhasil menentukan
kebenaran konklusi premis. Penalaran dibagi menjadi dua jenis
yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.
Ciri-ciri Penalaran :
1.
Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat
disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
2.
Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada
hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah
tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.
Penalaran Ilmiah sendiri dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1.
Deduktif yang berujung pada rasionalisme
2.
Induktif yang berujung pada empirisme
2.10.1. PENALARAN
INDUKTIF
Penalaran induktif adalah suatu proses mencapai
kesimpulan umum berdasarkan dari observasi contoh - contoh khusus.
Penalaran induktif adalah tipe penalaran
yang berawal dari sekumpulan contoh fakta spesifik menuju
kesimpulan umum. Penalaran ini menggunakan premis dari objek
yang diuji untuk
menghasilkan kesimpulan tentang objek yang belum diuji.
Contoh argumen induktif:
Premis 1 : Kuda Sumba punya sebuah jantung
Premis 2 : Kuda Australia punya sebuah jantung
Premis 3 : Kuda Amerika punya sebuah jantung
Premis 4 : Kuda Inggris punya sebuah jantung
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung
2.10.2. PENALARAN
DEDUKTIF
Penalaran deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras, dan
para filsuf Yunani lainnya dari Periode Klasik (600-300 SM.). Aristoteles,
misalnya, menceritakan bagaimana Thales menggunakan kecakapannya untuk
mendeduksikan bahwa musim panen zaitun pada musim berikutnya akan sangat
berlimpah. Karena itu ia membeli semua alat penggiling zaitun dan memperoleh
keuntungan besar ketika panen zaitun yang melimpah itu benar-benar terjadi.
Penalaran deduktif adalah penalaran dari suatu
fakta yang umum ke fakta yang spesifik. Dengan kata lain,
penalaran deduktif mencapai suatu kesimpulan spesifik berdasarkan suatu hal
yang umum.Penalaran deduktif biasa digunakan untuk membuktikan suatu pernyataan baik
berupa teorema matematika, argumen legal, atau teori saintifik. Penalaran
deduktif membawa pada suatu pernyataan yang benar, diberikan premis‐premis bernilai benar.
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah
mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat
juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat.
Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai
kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji
informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang
spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umu. Dengan memikirakan fenomena
bagaimana apel jatuh dan bagaimana planet-planet bergerak, Isaac
Newtonmenyimpulkan teori daya tarik. Pada abad ke-19, Adams dan LeVerrier
menerapkan teori Newton (prinsip umum) untuk mendeduksikan keberadaan, massa,
posisi, dan orbit Neptunus (kesimpulan-kesimpulan khusus) tentang gangguan
(perturbasi) dalam orbit Uranus yang diamati (data spesifik).
Contoh
klasik dari penalaran deduktif, yang diberikan oleh Aristoteles, ialah
Semua
manusia fana (pasti akan mati). (premis mayor)
Sokrates
adalah manusia. (premis minor)
Sokrates
pasti (akan) mati. (kesimpulan)
Contoh dari argument deduktif :
Premis 1 : Setiap mamalia punya sebuah jantung
Premis 2 : Semua kuda adalah mamalia
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung
Untuk memudahkan anda mengidentifikasi maupun mengenali perbedaan antara
penalaran induktif maupun deduktif, anda dapat lihat dibawah ini :
2.10.3.
Perbedaan penalaran induktif dan penalaran deduktif :
Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif. Perbedaan
dasar di antara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif tengan
progresi secara logis dari bukti-bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan
yang khusus; sementara dengan induksi, dinamika logisnya justru sebaliknya.
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model
yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku
secara umum.
Deduktif
|
Induktif
|
Jika
semua premis benar maka kesimpulan pasti benar
|
Jika
premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
|
Semua
informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit,
dalam premis.
|
Kesimpulan
memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.
|
Kaitan penalaran induktif dan penalaran deduktif :
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan pada tugas ini maka dapat
disimpulkan bahwa Logika memainkan peranan penting dalam berbagai bidang
keilmuan, bahkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Logika sangat berkatan
dengan penalaran. Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif.
Penalaran
deduktif—kadang disebut logika deduktif—adalah penalaran
yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif
jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari
premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan
benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika
kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Terima kasih 🙏
Keren kak maskih ilmu nya
Posting Komentar